Jumat, 12 September 2008

Daerah Resapan Dalam Pendekatan Pro-Pembangunan

30/04/2008

Daerah resapan dalam polemik

Daerah resapan dapat didefinisikan sebagai daerah dengan struktur lapisan tanah yang memungkinkan air permukaan dapat meresap ke dalam lapisan yang lebih dalam. Peresapan air ini yang menyebabkan adanya suatu cekungan air bawah tanah yang berguna untuk cadangan air masa mendatang. Perlu diketahui bahwa air tanah yang dinikmati oleh manusia pada zaman ini sebagian besar berasal dari peresapan air pada masa yang lalu. Lapisan tanah dengan kandungan utama tufa dan kipas aluvial merupakan salah satu jenis lapisan tanah yang umumnya ditemukan pada daerah resapan. Pada Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah ini biasanya dilindungi dari pembangunan infrastruktur untuk menjaga keberlangsungan air pada kota tersebut.

Namun perlu di sadari juga bahwa daerah ini merupakan daerah yang sangat rawan akan polemik, perbenturan kepentingan antara kebutuhan ruang untuk pemukiman dan pengembangan wilayah, dengan isu konservasi alam dan air seringkali terjadi. Pemenuhan kebutuhan air yang terus menanjak seiring pertumbuhan penduduk menuntut adanya perlindungan terhadap sumber daya air termasuk air tanah. Sebagai contoh kita lihat kasus sebagian wilayah Jawa Barat (Kab. Bandung, Kota Bandung, Cimahi, Sumedang). Menurut Ir. Ade Rustiaman, pada tahun 2010 keempat wilayah tersebut diperkirakan akan membutuhkan 1,98 milyar m3 setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sementara itu potensi yang dimiliki baru mencapai angka 1,85 miliar kubik pertahun berarti akan ada defisit 0,13 miliar air pada tahun 2010. Bukti dari hal ini dapat dilihat dari semakin dalamnya muka air tanah diwilayah ini. Selain pertimbangan penyimpanan air tanah, upaya pencegahan banjir menjadi salah satu alasan kuat untuk melindungi wilayah resapan. Semakin berkurangnya wilayah resapan akan meningkatkan jumlah total air yang melimpah dipermukaan, sementara itu semakin besar total run off maka potensi terjadinya banjir akan semakin besar. Risiko banjir dan kekurangan air telah menjadi alasan klasik untuk tetap mempertahankan daerah resapan sama seperti aslinya.

Sementara itu, disisi lain kebutuhan perluasan serta pembangunan infrastuktur menjadi hal yang tidak bisa dielakkan. Pertumbuhan pendudukIndonesia yang lebih dari 1 % /tahun menuntut pemenuhan kebutuhan akan ruang dan infrasturktur. Sebagai contoh, Bank Dunia telah mendefinisikan untuk setiap 1 juta orang akan memerlukan 1000 km jalan. Dengan mengasumsikan pemenuhan kebutuhan jalan sebesar 20% setahun dari total kebutuhan, maka dibutuhkan panjang lahan sekitar 40 Km untuk memenuhi kebutuhan manusia akan jalan pada setiap tahunnya. Selain kebutuhan jalan, pencanangan 1000 rumah susunpada tahun 2009 turut menandakan adanya kebutuhan yang besar dari masyarakat akan ruang yang belum terpenuhi.

Melihat kedua fakta diatas, konservasi air dan pemenuhan kebutuhan ruang merupakan 2 hal yang tidak bisa saling dibenturkan, namun harus diselaraskan. Dalam proses penyelasaran ini, insiyur teknik sipil memiliki peran yang sangat signifikan yaitu memenuhi kebutuhan ruang manusia tanpa mengurangi fungsi peresapan air pada wilayah tersebut.

Penyerapan Air Terintegrasi

Dasar dari konsep ini adalah melakukan penyerapan air sebanyak-banyaknya dari sistem terkecil hingga sistem terbesar pada wilayah tangkapan air hujan. Melalui sistem ini setiap elemen masyarakat bertanggung jawab untuk menyerapkan air ke dalam tanah. Sistem ini dilakukan untuk mengalihkan pendekatan fungsi penyerapan dari pendekatan luas lahan yang hanya tertumpu pada daerah resapan menjadi pendekatan teknis untuk meningkatkan jumlah penyerapan pada semua wilayah. Kata integrasi menunujukan adanya sebuah kesinambungan dalam proses penyerapan ini, mulai dari elemen terkecil keluarga hingga elemen masyrakat.

1. Rumah

a. Sumur Resapan

Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan ini memiliki luas 1,4 m x 1,4 m x 5 m yang diletakkan dalam wilayah rumah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).

b. Lubang Resapan Biopori

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah . Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang.. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2(Tim Biopori IPB). Melalui metode ini kita dapat menganti luas lahan penyerapan dengan sejumlah lubang biopori resapan dengan memperhitungkan luas bidang resapan yang mampu diganti oleh Lubang Biopori Resapan.

c. Desain Perkerasan Serap Air

Peningkatan jumlah resapan air di rumah dapat dilakukan dengan mendesain perkerasan yang mampu melewatkan air. Perkerasan yang kedap air mulai harus ditinggalkan, pengunaan Paving Block berlubang menjadi salah satu alternatif dalam perancangan perkerasan serap air ini.

2. Komplek perumahan/RT/RW

Pada segmen wilayah perumahan, maka pendekatan teknis yang harus dilakukan adalah membangun situ/penampungan air. Situ ini berperan untuk menampung dan meresapkan air hujan yang mengalir pada wilayah perumahaan . Situ ini juga harus didukung dengan sistem drainase air hujan yang terintegrasi , sehingga semua aliran air yang ada di daerah tersebut dapat mengalir ke penampungan dan tidak mengalir kesungai.

3. Kota

Pada cakupan wilayah kota pembuatan tampungan air kota menjadi sebuah keharusan, selain penjagaan aliran sungai dan penyediaan lahan hijau pada wilayah kota.

Ketiga solusi diatas pada dasarnya bukan hal yang baru dalam proses konservasi air tanah. Negara-negara maju telah sukses dalam menerapkan konsep situ kota atau wilayah, sementara itu konsep biopori sedang marak diadobsi oleh berbagai pihak karena kemudahan dan kepraktisannya dalam pembuatan. Bahkan konsep tentang sumur resapan pada daerah tertetu telah menjadi peraturan daerah. Namun beberapa solusi diatas harus diakui memiliki banyak kelememahan didalam penerapannya. Peraturan Daerah(PerDa) terkait Sumur resapan lebih banyak menjadi syarat diatas kertas tanpa penerapan yang nyata. Melihat hal ini, selain pendekatan sisi teknis pendekatan sisi kemasyarakatan menjadi suatu hal yang sangat penting dan berharga. Sistem pada dasarnya sangat tergantung kepada masyarakat, sehingga manakala elemen masyrakat ini tidak berjalan maka isu penyelarasan antara kebutuhan ruang dan air menjadi hal bersifat wacana semata.

Daerah Resapan Dalam Pendekatan Pro Pembangunan

Maksud besar dari tulisan ini adalah untuk membuka masalah tentang adanya 2 kebutuhan yang bepotensi saling menghilangkan yaitu kebutuhan ruang dan kebutuhan penyediaan air masa datang beserta pencegahan banjir. Namun manusia dan teknologi telah membuat 2 kebutuhan ini berpotensi untuk diseleraskan. Perluasan pembangunan pada daerah resapan telah memberikan sebuah konsekuensi untuk melakukan peningkatan penyerapan pada daerah tersebut dan sekitarnya melalui pendektan teknis. Kesadaran masyarakat serta sistem yang membangun kesadaran ini menjadi kunci utama pada pembangunan pada daerah resapan.

Referensi:

DARDAK , A.HERMANTO.2005.UPAYA PEMERINTAH MEMENUHI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR JALAN..Jakarta.

Pedoman Umum Pembangunan Sumur Resapan Dalam Rangka Antisipasi Kekeringan tahun

2007

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM”SOSIALISASI PROGRAM KOMPENSASI PENGURANGAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (PKPS BBM) BIDANG INFRASTRUKTUR PERDESAAN”

15 Maret 2005 di Jakarta

Mulyana, Rachmat. SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN . @ tumoutou.net/702_07134/rachmat_mulyana.htm

www.biopori.com

www.westjavawater.blogspot.com

Tidak ada komentar: