Jumat, 12 September 2008

S.U.A.P

Masih banggakah kita menjadi bangsa Indonesia???

Mungkin diwaktu sekolah dasar kita sering di doktrin oleh guru-guru kita bahwa Indonesia adalah bangsa yang beraneka ragam,subur makmur suka bergotong royong dan lain-lain. Sekarang mungkin kita memiliki prestasi baru yaitu negara miskin dengan tingkat pendidikan rendah dan tingkat korupsi yang tinggi. Berbicara tentang korupsi mungkin bangsa ini sempat terperanjat dengan laporan Dato Param Cumaraswamy, pelapor khusus PBB menyimpulkan bahwa korupsi di peradilan indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia yang hanya bisa disamai oleh Mesiko. Bahkan di mata orang bisnis khususnya para investor Asia,korupsi di Indonesia,dalam hal ini adalah korupsi di pengadilan Indonesia memperoleh skor 9,92 dari skala 1 sampai 10,dengan skor 10 sebagai yang terburuk(KPK). Dan dengan berat hati kita katakan bahwa korupsi di peradilan sebagian besar terjadi karena kasus S.U.A.P.

Jadi masih banggakah kita dengan Indonesia??? Menurut saya kita akan berbangga sebagai manusia Indonesia tatkala kita berhasil memberantas korupsi dari bumi Indonesia karena itu prestasi yang luar biasa besarnya.

S.U.A.P dalam pandangan Islam

Islam mendefinisikan S.U.A.P ini dengan sangat sederhana

“ Barang siapa yang kami pekerjakan pada suatu pekerjaan, kemudian kami beri gaji, maka apa yang di ambil selebihnya dari itu berarti suatu penipuan.”(HR. Abu Daud)

Jadi setiap sesuatu yang diambil selain yang di anggarkan untuk gajinya adalah suatu proses penyuapan/penipuan.

Bahkan ada cerita seorang amil zakat yang diberi hadiah oleh seseorang lalu beliau bertanya pada Rasullullah bagaimana perkara ini rasullullah lantas bertanya “jika engkau tidak dalam posisi ini apakah engkau mendapat hadiah ini?” Lalu amil ini menjawab”tidak!.” maka Rasullulah menyuruhnya untuk mengembalikan hadiah tersebut.

Dari cerita diatas terlihat bahwa menerima hadiah karena posisi jabatan tertentu pun Islam melarangnya.

Laknat Allah pada yang disuap dan menyuap”(HR…)

Dari berbagai uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa S.U.A.P adalah proses mengambil sesuatu diluar gaji baik melalui potongan,pengambilan maupun menerima hadiah karena posisinya dan Islam melaknat orang yang menyuap dan disuap. Sehingga membuat KTP dengan membayar melebihi tarifnya agar lebih lancar adalah juga termasuk S.U.A.P. Karena hak kita untuk dapat membuat KTP dalam waktu cepat dengan ongkos kerja yang tidak besar.sehingga ketika kita memberi uang lebih maka itu temasuk S.U.A.P

S.U.A.P

Masih banggakah kita menjadi bangsa Indonesia???

Mungkin diwaktu sekolah dasar kita sering di doktrin oleh guru-guru kita bahwa Indonesia adalah bangsa yang beraneka ragam,subur makmur suka bergotong royong dan lain-lain. Sekarang mungkin kita memiliki prestasi baru yaitu negara miskin dengan tingkat pendidikan rendah dan tingkat korupsi yang tinggi. Berbicara tentang korupsi mungkin bangsa ini sempat terperanjat dengan laporan Dato Param Cumaraswamy, pelapor khusus PBB menyimpulkan bahwa korupsi di peradilan indonesia adalah salah satu yang terburuk di dunia yang hanya bisa disamai oleh Mesiko. Bahkan di mata orang bisnis khususnya para investor Asia,korupsi di Indonesia,dalam hal ini adalah korupsi di pengadilan Indonesia memperoleh skor 9,92 dari skala 1 sampai 10,dengan skor 10 sebagai yang terburuk(KPK). Dan dengan berat hati kita katakan bahwa korupsi di peradilan sebagian besar terjadi karena kasus S.U.A.P.

Jadi masih banggakah kita dengan Indonesia??? Menurut saya kita akan berbangga sebagai manusia Indonesia tatkala kita berhasil memberantas korupsi dari bumi Indonesia karena itu prestasi yang luar biasa besarnya.

S.U.A.P dalam pandangan Islam

Islam mendefinisikan S.U.A.P ini dengan sangat sederhana

“ Barang siapa yang kami pekerjakan pada suatu pekerjaan, kemudian kami beri gaji, maka apa yang di ambil selebihnya dari itu berarti suatu penipuan.”(HR. Abu Daud)

Jadi setiap sesuatu yang diambil selain yang di anggarkan untuk gajinya adalah suatu proses penyuapan/penipuan.

Bahkan ada cerita seorang amil zakat yang diberi hadiah oleh seseorang lalu beliau bertanya pada Rasullullah bagaimana perkara ini rasullullah lantas bertanya “jika engkau tidak dalam posisi ini apakah engkau mendapat hadiah ini?” Lalu amil ini menjawab”tidak!.” maka Rasullulah menyuruhnya untuk mengembalikan hadiah tersebut.

Dari cerita diatas terlihat bahwa menerima hadiah karena posisi jabatan tertentu pun Islam melarangnya.

Laknat Allah pada yang disuap dan menyuap”(HR…)

Dari berbagai uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa S.U.A.P adalah proses mengambil sesuatu diluar gaji baik melalui potongan,pengambilan maupun menerima hadiah karena posisinya dan Islam melaknat orang yang menyuap dan disuap. Sehingga membuat KTP dengan membayar melebihi tarifnya agar lebih lancar adalah juga termasuk S.U.A.P. Karena hak kita untuk dapat membuat KTP dalam waktu cepat dengan ongkos kerja yang tidak besar.sehingga ketika kita memberi uang lebih maka itu temasuk S.U.A.P


Reformasi Sistem Birokrasi?

2 juni 2006

Masa reformasi tidak terasa telah menginjak angka delapan tahun dalam perjalanan sebuah bangsa bernama Indonesia. Masa ini ditandai kebebasan dalam berekspresi yang begitu bebas. Berbagai kesalahan maupun kecurangan bermunculan pada masa ini baik dalam versi baru maupun versi lama. Korupsi,kolusi dan nepotisme yang sahih namun tertutup pada masa orde baru berubah menjadi suatu hal yang lebih terbuka walaupun diikuti dengan perlawanan terhadap hal ini dengan sangat terbuka pula. Pada masa yang lalu untuk melaporkan suatu tindak korupsi kita harus berpikir berulang kali karena terdapat berbagai konsekuensi yang akan kita hadapi jika melakukan hal ini. Namun pada masa reformasi perlawanan pada tindak korupsi begitu besar dan jelas. Hal ini dapat kita lihat dari barang dagangan parpol ketika masa kampanye yang sangat menjual janji-janji pemberantasan korupsi. Bahkan slogan jujur dan bersih dapat saya katakan telah menjadi salah satu andalan sebuah partai besar di republik ini. Perlawanan ini juga dapat kita lihat dari dibentuknya KPK(Komisi Pemberantasan Korupsi) yang memiliki kedudukan dan kekutan dibidang hukum yang sangat baik.

Namun geliat perlawanan terhadap tindak korupsi dan kolusi pada masa reformasi ini seperti belum begitu di sadari oleh pihak birokrat. Mereka seperti tetap asik dengan suap-menyuap,sunat-menyunat,hingga proses pelicinan dalam aliran sistem birokrasi. Sistem birokrasi yang begitu kentalnya dengan unsur-unsur diatas sampai-sampai menyebabkan mantan Presiden Megawati Soekarno Putri menilai bahwa sistem birokrasi sekarang(pada masa jabatan beliau sebagai presiden RI) sama seperti keranjang sampah yang hanya menyenangkan dirinya atau atasannya, setelah dua tahun berselang sistem ini seperti tidak kunjung membaik. Hal ini apa kita lihat dari pernyataan kepala pemerintahan negeri ini SBY yang berkata "Ke mana pun dan siapa pun yang saya temui, pihak dalam dan luar negeri masih terus mengeluhkan birokrasi kita. Saya mendapat kesan, dan saya harus terus terang, bahwa birokrasi kita masih bekerja seperti yang biasa dikerjakan selama ini. Artinya, belum berubah secara signifikan. Lamban bertindak dan lamban memproses sesuatu dan akhirnya lamban mengambil keputusan. Boros waktu dan tidak efisien," kata Presiden Yudhoyono. Pada dasarnya cukup dengan dua pernyataan ini implikasi bahwa reformasi belum terlalu menyentuh sistem birokrasi dapat kita terima. Namun tenyata dua pernyataan ini juga didukung oleh survei yang dilakukan The Political and Economic Risk Consultacy Ltd, Indonesia menduduki peringkat kedua terburuk dalam hal birokrasi berinvestasi. Hasil survei menunjukkan, berinvestasi di Indonesia harus melalui prosedur yang panjang sehingga membutuhkan dana dan biaya yang besar. Indonesia hanya lebih baik dari India. India dinilai sebagai negara dengan birokrasi terburuk dengan nilai 8,95, sedangkan Indonesia memperoleh nilai 8,20. Sementara Singapura menjadi negara dengan birokrasi terbaik dengan nilai 2,20, diikuti Hongkong dengan nilai 3,10 (Kompas, 2/7/2005) yang kembali menegaskan tersendatnya reformasi pada sistem birokrasi.

Fenomena diatas menunjukkan sewindu reformasi belum menyentuh berbagai bidang kehidupan sehingga sangat wajar jika ada sebagian masyarakat Indonesia lebih menyenangi hidup pada masa Orde Baru ketimbang pada masa reformasi.. karena berbagai bidang kehidupan belum tersentuh perubahan yang ditawarkan reformasi

Visit Pagaralam 2008 Lebih Pantas Dijadikan Ikon Sumatera Selatan

(Sebuah Tinjaun Kritis Visit Musi 2008)

Baligho,poster “Selamat datang di Bumi Sriwijaya”.” Visit Musi 2008” dengan latar gambar Indah nan rupawan jembatan musi menjadi sangat populer beberapa bulan terakhir ini, mulai dari bandara Soekarno, hingga metro tv tak luput dari publikasi promosi pariwisata sumsel. Demi Visit Musi 2008 pemerintah provinsi Sumsel telah mengalokasikan 18 M untuk kampaye dan iklan. Mungkin nilai ini tidak terlalu besar jika dibandingkan biaya pengerukan sungai musi yang kabar-kabarnya mencapai angka 17 miliar. Namun tetap saja kebijakan pemerintah ini harus dikritisi, karena peruntukan uang sebanyak itu seakan-akan terkesan sebagai proyek’ mercu suar’ 2008-2009( baca pemilu GUB dan walikota Palembang) yang sangat terlihat dari publikasi yang lebih menonjolkan figur daripada objek yang ada. Pendapat mercu suar ini menjadi sangat beralasan jika melihat persiapan ‘infrastuktur pariwisata’ yang masih sangat minim, persiapan infrastuktur masih berkutat pada pembuatan atau perbaikan objek wisata fisik tanpa melakukan pembangunan infrastuktur manusia untuk mendukung program ini. Warga Palembang belum dipersiapkan untuk menyambut tamu, Kasus-kasus kriminal masih sangat mudah untuk ditemui di halaman-halaman surat kabar lokal yang sekali lagi membuat frame bahwa Palembang kota yang keras dan penuh kejahatan sehingga menyisakan suatu pertanyaan kembali benarkah Palembang telah layak di kunjungi oleh pelancong….???.

Kondisi ini pada dasarnya tidak bisa sepenuhnya dapat dipersalahkan , karena menurut sejarah warga palembang memang dibentuk sebagai bangsa pedagang. Selain pembangunan manusia , tranportasi palembang pun masih diragukan akan kenyamanannya, angkutan umum yang rawan kejahatan dan berkecepatan kencang harus menjadi perhatian pemerintah jika tidak ingin para pelancong yang telah berada di Palembang memutuskan untuk tidak kembali lagi untuk selamanya. Publikasi yang tidak berkarakter menambah suram program unggulan 2008 ini, ketika melihat poster atau baligho visit musi 2008 kemungkinan besar akan menyisakan pertanyaan, objek pariwisatanya dimana?? Lihat jembatan aja?? Atau apa??. Sisi lain dari palembang belum disentuh secara komprehensif , kekhasan songket, tari gending sriwijaya, pempek, tekwan masih belum terlihat dari publikasi yang ditawarkan. Hal-hal diatas yang terkadang menjadi kecurigaan warga benarkah program ini untuk kesejahteraan rakyat???

Melihat kelemahan-kelemahanan ini muncul sebuah pemikiran untuk memindahkan ‘pusat peradaban pariwisata’ kembali ke Pagaralam melihat potensi yang dimiliki oleh Pagaralam. Pertama secara psikologis masyarakat pagaralam seharusnya lebih siap untuk menerima tamu karena sejak lama ikon Gunung Dempo sebagai objek pariwisata Sum-Sel telah melekat dibenak masyarakat Pagaralam. Kedua kesejukan dan keindahan panorama harusnya lebih menjual daripada indahnya Jembatan Ampera, dan .makanan asli Palembang yang belum didukung Infrastuktur yang memadai. Suasana yang sejuk dan rindang menjadi daya tarik untuk menarik pengunjung untuk beristirahat dari kepenatan suasana kota.3. berbagai situs bersejarah masih bisa ditemukan di Pagaralam mulai rumah batu,candi gaib yang menarik minat turis asing. Pembangunan infrastruktur fisik pariwisata pun telah mulai dibangun sejak tahun 2002an

Meskipun demikian banyak hal yang harus dilakukan untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki Pagaralam. Salah satu yang paling utama adalah masalah transportasi mulai dari trasnportasi menuju pagaralam maupun transportasi di pagaralam untuk akses ke pusat wisata. Menurut penulis pintu gerbang menuju pagaralam harus dipindahkan dari Palembang menuju lubuk linggau. Lubuk linggau memiliki jarak yang lebih dekat dengan Pagaralam dibandingkan Palembang-Pagaralam. Peran Lubuk Linggau menjadi sangat signifikan karena jika sistem transportasi Lubuk Linggau(terutama udara) masih dalam kategori buruk maka kemungkinan aksesibiltas menuju pagaralam akan menjadi buruk pula. Melihat peran lubuk linggau bagi pengembangan pariwisata sumsel, pemerintah provinsi seharusnya mau dan mampu memprioritaskan pembangunan infrastuktur fisik transportasi terutama transportasi udara di lubuk linggau demi kesejahteraan bersama. Terkait sistem transportasi di dalam Pagaralam, pada dasarnya pemerintah cukup mengatur saja angkutan dalam kota agar mampu dalam setiap waktu mengakses ke semua aset pariwisata.

Palembang secara secara sejarah memang memiliki nama besar di Indonesia namun sebagai kota pariwisata kemampuan palembang tetap harus dipertanyakan, pemerintah provinsi seharusnya mampu mengatur pemerataan distribusi kesejahteraan dengan mengoptimalkan berbagai potensi daerah sekitar termasuk potensi pariwisata Pagaralam.( Febri Zukhruf,6 april 2008)

Menggagas Kaderisasi Berkeimanan

23/12/2006

Kaderisasi merupakan awal terciptanya ruh(pengerak) bagi sebuah gerakan. Berbagai macam kaderisasi coba didesain oleh manusia dari kaderisasi yang memiliki tujuan menciptakan kader yang akan berguna bagi bangsa dan negara hingga satuan terkecil yaitu kader untuk melanjutkan pergerakan yang diusung suatu organisasi. Namun dari semua kaderisasi yang ada penulis beranggapan bahwa kaderisasi yang tidak didasarkan pada suatu tujuan yang sangat besar yaitu mencapai taraf keimanan dan ketakwaan kepada Allah azza wa jalla adalah suatu kaderisasi yang akan bersifat sementara, parsial atau pada kadar yang lebih buruk lagi adalah sebuah pengkaderan yang bersifat utopia(khayalan). Pendapat ini muncul dari sejarah yang pernah ada maupun dari analisis pribadi penulis. Pada tulisan ini akan coba kita paparkan beberapa analisis yang mendukung statement awal tadi.

Pertama kita akan analisis kaderisasi yang menjadi andalan banyak organisasi yang ada didunia yaitu menciptakan manusia yang mampu berbakti dan membela bangsa dan negaranya. Kaderisasi tipe ini merupakan salah satu bentuk kaderisasi yang batasannya tidak jelas, parsial dan sementara. Sekarang kita lihat,terjadinya perang yang ada didunia baik dahulu maupun yang sekarang ini terjadi adalah sebagian besar terjadi karena adanya arogansi dari suatu bangsa untuk menjadikan bangsanya super,hebat tanpa memikirkan keadaan bangsa lain. Pelaku-pelaku dari perang ini muncul dari kaderisasi yang berorientasi pada membela bangsa(secara sempit). Masih terjadi sampai sekarang fenomena kejahatan yang luar biasa yang dilakukan oleh bangsa israel pada palestina dengan dalih demi membela negara mereka dengan seenaknya men’syahid’kan ribuan nyawa manusia. Tidak ada batasan yang jelas dari definisi membela dan berbakti pada negara. Pada batas mana definisi membela negara. Apakah membela dan berbakti kepada negara merupakan pembenaran untuk melakukan kejahatan sosial asal bangsa kita maju atau seperti apa?

Tidak ada jawaban yang memuaskan. Muncul ide dari Bung Karno dan Bung Hatta yaitu kejayaan bangsa dengan tetap menghormati bangsa lain(walaupun langsung dikhianati dengan tindakan beliau melalukukan agresi ke Malaysia walaupun dengan dalih menghentikan pergerakan kaum ‘barat’). Ide ini sepertinya merupakan suatu ide yang ideal namun yang menjadi pertanyaan apakah ide ini bisa menjadi kenyataan? Apakah pernah ide ini tergambar dengan jelas di sejarah dunia? suatu bangsa menginginkan kejayaan tanpa yang lain tertindas dengan pondasi membela dan berbakti pada negara??? Penulis berkeyakinan hal ini adalah sebuah khayalan karena ketika mengambil definisi membela bangsa hawa nafsu manusia kemungkinan besar akan berbicara lebih banyak ketimbang hati nurani. Pendapat ini semakin dikuatkan oleh munculnya raja zalim yang berkuasa dengan semena-mena. Selain memiliki batasan yang tidak jelas kadersasi ini akan bersifat sementara yaitu jika misal bangsa sudah jaya bangsa lain juga sudah jaya (dengan mengunakan pendapat Bung Hatta dan Bung Karno walupun tidak mungkin) kita harus ‘ngapain’ lagi? idealisme kita mau di’kemanain’? pertanyaan sulit yang insya Allah penulis pada beberapa paragrap lagi akan berusaha menjawabnya.

Selain itu muncul ide menciptakan kaderisasi dengan tujuannya menciptakan manusia yang memiliki kepedulian sosial yang tinggi. Kaderisasi tipe ini cukup baik walaupun tetap meyisakan pertanyaan mungkinkah ini terjadi dan pernahkah hal ini benar-benar terjadi? Mari kita berpikir lagi, jika memang kaderisasi ini benar-benar mampu menciptakan output yang benar-benar peduli unsur apakah yang bisa menjaga agar kepedulian sosial ini tetap terjaga sampai akhir masa atau bagaimana manusia-manusia ini jika dihadapkan pada suatu keadaan dimana kemakmuran telah benar-benar tercapai sampai-sampai tidak ada yang mau menerima zakat seperti yang pernah terjadi pada zaman khalifah Umar bin Abdul azis. Mau dikemanakan mereka? mau apa lagi mereka?. Kita coba ulang pertanyaan pertama unsur apakah yang mampu menjaga misal ketika disuatu ruangan ada seorang kontraktor yang menawari uang jalan/terima kasih karena ia menang dalam tender(hal ini termasuk grafitikasi) jika kita ambil masyarakat tidak akan rugi dan kita tidak akan apa-apa karena yang penting masyarakat tidak dirugikan. Apakah yang harus ia ingat kepedulian sosial kah? Atau apa?

Akhirnya dari berbagai analisis tadi kita sampai pada kesimpulan bahwa beberapa kaderisasi yang diciptakan manusia itu memiliki celah yang besar. Sehingga muncul ide untuk mengembalikan sistem kaderisasi yang ada didunia ini pada sistem kaderisasi yang dirancang oleh pencipta manusia yang direpresentasikan oleh hambanya yang ummi Rasulullah SAW. Dan penulis pribadi menyebutnya sebagai kaderisasi berkeimanan yang bertujuan menciptakan manusia yang berkeimanan dan berketakwaan pada Allah SWT. Pada bagian awal penulis akan menjawab berbagai pertanyaan yang diawal serta memperlihatkan keunggulan sistem kaderisasi ini dengan berbagai penerapan atau contoh yang pernah tercatat dalam lembaran sejarah dunia.

Kaderisasi ini memilki keunggulan yang dari sistem kaderisasi buatan manusia. Ketika sistem lain bertanya apa dasar dan batasan dalam penerapan sistem yang dirancang, mereka akan binggung karena hawa nafsu mereka akan menjawab berlainan dan takkan pernah puas. Kaderisasi berkeimanan memiliki landasan yang begitu jelas dan tegas yaitu berdasarkan Al-quran,hadist dan ijtihad ulama. Ketika mendefinisikan sesuatu harus dilihat sesuai tidak dengan sumber hukum tadi jika bertentangan tidak ada kata lain yaitu ‘tolak’. Salah satu alasan yang menyebabkan penulis merekomendasikan sistem ini adalah kaderisasi ini telah mencetak sejarah lahirnya suatu peradaban yang luar biasa yang mampu menjadikan suatu kota yang tandus menjadi pusat peradaban dunia bahkan sebagai jembatan lahirnya peradaban eropa. Kaderisasi ini pula telah berhasil menciptakan ‘singa padang pasir’ yang adil dalam memimpin wilayah kekuasaan yang luas yang ia taklukkan bukan dengan kekerasan. Kaderisasi ini bersifat integral tidak parsial seperti yang terjadi pada sistem kaderisasi yang lain. Ia menciptakan manusia yang kokoh visinya,baik ibadahnya,santun akhlaknya,luas pandangannya,tegas dalam mengambil keputusan,itsar (mementingkan saudaranya).

Pembangunan Jalan Berbasis Kemandirian Masyarakat Pada Daerah Pertanian dan Sentra Produksi Usaha Kecil

30/04/2008

Jalan merupakan salah satu infrastruktur utama transportasi Indonesia, pembangunan jalan berkaitan erat dengan pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Semakin tinggi akses daerah tersebut, maka semakin besar peluang dalam perkembangan ekonomi daerah tersebut. Mengenai kebutuhan jalan, Bank Dunia menyebutkan bahwa kebutuhan jalan di negara berkembang adalah 1.000 Km untuk setiap 1 juta orang (Buletin Bapekin,2004) sehingga dengan mengasumsikan penduduk Indonesia berjumlah 2 miliar (2.000 juta) maka Indonesia memerlukan sekitar 2.000.000 Km jalan. Sementara, menurut DR. Ir. A. Hermanto Dardak Dirjen Penataan Ruang Departemen PU dalam pidatonya pada tahun 2005 menyatakan bahwa baru terdapat 34.628 km jaringan jalan nasional dengan sekitar 19 % kondisinya tidak mantap atau baru terdapat sekitar 29.000 km yang layak pakai. Ketimpangan antara kebutuhan dengan ketersediaan jalan akan berpangaruh besar pada pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain itu, pertumbuhan jalan yang hanya terpusat pada daerah tertentu saja akan menimbulkan ketidakmerataan dalam pertumbuhan ekonomi. Menurut penulis ketimpangan ini sebagian besar diakibatkan oleh proses pembangunan jalan yang sangat bertumpu pada pemerintah yang menyebabkan lambatnya proses pertumbuhan jalan di Indonesia. Menurut data Bapekin besaran dana yang dibutuhkan untuk jalan rata-rata mencapai 4% dari GDP, sedangkan di Indonesia sendiri sebelum krisis baru mencapai 3,8% dari GDP, namun setelah krisis hanya 1,2% dari GDP (Buletin Bapekin,2004).

Pada daerah pertanian dan sentra produksi usaha kecil, infrastuktur jalan yang baik akan sangat membantu proses pemasaran sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pengusaha ataupun petani. Selain pemasaran, kemudahan dalam mengakses berbagai kebutuhan terkait usaha pertanian dan produksi dapat mengurangi ongkos produksi.

Pada dasarnya terdapat peluang untuk mengatasi masalah pendanaan. Bank memiliki potensi besar untuk menyelesaikan masalah ini karena menurut data dari Bank Indonesia (BI), posisi dana penghimpunan masyarakat per Mei 2004 senilai Rp 897,815 triliun, naik 2,6 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar Rp 875,281 triliun. Sementara pada tahun tersebut penyaluran dana konsumsi baru mencapai 8,3 triliyun dan pada sektor reksadana industri baru mencapai 100 triliun( www.atmajaya.com,2004). Data ini memberi gambaran tentang adanya dana masyarakat yang belum teroptimalkan di bank yang seharusnya dapat dioptimalkan oleh masyarakat untuk penyediaan infrastruktur jalan. Namun yang akan jadi pertanyaan adalah mekanisme seperti apa yang dapat menghubungkan potensi bank ini dengan kebutuhan masyarakat. Mekanisme yang dibuat harus mampu menjawab tantangan akan jaminan, lama pengembalian dan bunga, karena peruntukan peminjaman ini merupakan suatu kasus yang khusus.

Menjawab pertanyaan diatas, menurut penulis mekanisme yang dibuat harus tetap melibatkan pemerintah. Pemerintah dapat ditempat sebagai penjamin untuk pengembalian dana yang dipinjam. Posisi ini menempatkan pemerintah sebagai pembayar hutang jika pada waktu yang disepakati masyarakat tidak dapat membayar hutang tersebut. Dengan menempatkan pemerintah sebagai penjamin, kemudahan dalam meminjam uang akan dapat terjadi karena tingkat kepercayaan bank terhadap mayarakat akan meningkat. Selain sebagai penjamin, pembayaran utang dapat dilakukan dengan sistem pembagian. Artinya dana pembangunan di tanggung oleh masyarakat dan pemerintah. Selain berperan sebagai penjamin, pemerintah juga harus berperan dalam masalah keteknikan pembagunan jalan. Peran sebagai pemberi hak tender dan pengawasan harus tetap dilakukan pemerintah.

Mengenai bunga pinjaman, penulis lebih sepakat 0 % bunga, sementara biaya operasional peminjaman (seperti survey, notaris dll.) ditanggung oleh pemerintah. Jika mekanisme ini dirasa kurang menguntungkan pihak bank maka sistem yang dipakai adalah sistem bagi hasil dengan perjanjian awal sebagai investasi yaitu pembagian pendapatan yang diperoleh oleh para petani atau pengusaha setelah dibangunnya infrastruktur jalan yang dibagi sesuai kesepakatan bersama. Mekanisme ini diajukan karena jika mengunakan perjanjian pinjaman maka jumlah uang yang dikembalikan harus sama besar dengan yang dipinjam, jika perjanjiannya adalah investasi maka kedua pihak harus menanggung resiko bersama tidak ada yang boleh dirugikan. Dari kedua mekanisme diatas mekanisme kedua memiliki peluang keuntungan yang lebih besar di kedua pihak, karena adanya perbaikan prasarana jalan pasti akan menumbuhkan perekonomian atau usaha penduduk sehingga pendapatan penduduk pasti akan lebih besar distau sisi pihak bank akan memperoleh 2 peluang keuntungan yaitu keuntungan dari bagi hasil ditambah dengan peluang penghimpunan dana masyarakat yang makin besar (tabungan rakyat).

Penulis melihat mekanisme ini memiliki banyak keuntungan:

  1. Masyarakat

a. Dengan adanya mekanisme ini kemandirian serta kesatuan masyarakat akan terbangunTerpenuhinya kebutuhan akan prasarana jalan yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat.

b. Teroptimalkannya potensi masyarakat dalam hal penyediaan infrastuktur jalan.

c. Melalui sistem ini pula biaya penyediaan akan dapat ditekan

  1. Bank

a. Termanfaatkannya dana tak bergerak di bank

b. Keuntungan dari sistem bagi hasil

c. Peluang penghimpunan dana masyarakat yang lebih besar akibat meningkatnya kesejahteraan masyarakat setelah pembanguan jalan.

  1. Pemerintah

a. Peningkatan pertumbuhan ekonomi daerah tersebut.

b. Pengurangan beban penyediaan infrasturktur yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah.

Dari mekanisme yang ditawarkan memang harus diakui masih banyak pertanyaan yang mendasar yang belum terjawab seperti mampukah petani membayar pinjaman? atau bagaimana dengan kredit macet? Karena untuk membangun jaringan jalan membutuhkan biaya yang sangat mahal untuk pembangunan dan perawatan . Sehingga mungkin untuk penerapan awal, mekanisme ini dapat dibuat pada bangunan-bangunan berskala kecil yang sangat berguna bagi masyarakat petani maupun UKM seperti gudang beras, pusat bisnis atau infrastuktur lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan petani atau UKM.

Belajar dari Ustad Sayyid Sabiq Fiqh sunnah:

Dalam Buku Berjudul Islam Suatu Kekuatan Di masa Mendatang terbitan tahun 1963,Paul Eshmied(ilmuwan Jerman Menulis ) sendi-sendi kekuatan Timur-Islam terletak pada 3 hal:

1. Kekuatan Islam sebagai suatu agama baik dalm akidah,pedoman yang luur, persaudaraan antar bangsa , warna kulit dan kebudayaan

2. Memiliki sumber-sumber kekayaan yang besar yang membentang dari barat meliputi Samudra Atlantik dan Maroko sampai ke timur meliputi lautan teduh dan Indonesia

3. Suburnya keturunan dan angka kelahiran di masyarakat islam sehingga memperbesar kekuatan maha dahsyatBelajar dari Ustad Sayyid Sabiq Fiqh sunnah:

Dalam Buku Berjudul Islam Suatu Kekuatan Di masa Mendatang terbitan tahun 1963,Paul Eshmied(ilmuwan Jerman Menulis ) sendi-sendi kekuatan Timur-Islam terletak pada 3 hal:

1. Kekuatan Islam sebagai suatu agama baik dalm akidah,pedoman yang luur, persaudaraan antar bangsa , warna kulit dan kebudayaan

2. Memiliki sumber-sumber kekayaan yang besar yang membentang dari barat meliputi Samudra Atlantik dan Maroko sampai ke timur meliputi lautan teduh dan Indonesia

3. Suburnya keturunan dan angka kelahiran di masyarakat islam sehingga memperbesar kekuatan maha dahsyat

Kembali ke Barisan Para Pejuang Sejati

September 2006

Kaderisasi telah digoyang eksistensinya mulai dari dibatasi sampai akhirnya dilarang. Kaderisasi selain menciptakan efek yang luar biasa bagi yang dikader juga menyisakan sedikit harapan bagi manusia-manusia diluar pengkader dan yang dikader, yang sangat mengharapkan perubahan menjadi hidup yang lebih baik. Seperti sudah sangat lazim ketika proses kaderisasi berlangsung terdapat bagian terjun ke masyarakat baik hanya sekadar wawancara hingga kegiatan konkrit yang cukup menyentuh masyarakat. Pada bagian ini masyarakat merasa ada harapan-harapan baru dalam hidup mereka karena akhirnya ada yang peduli dan bertindak nyata atas beberapa masalah kecil yang mereka hadapi. Mereka merasa diperhatikan sehingga terlihat semangat menuju perubahan mengalir dari raut-raut wajah mereka dan mereka yakin hidup akan lebih baik. Hal ini didasarkan pada adanya calon-calon pemimpin bangsa mulai peduli pada mereka dan mereka sadar bahwa telah muncul pejuang-pejuang baru yang akan memperjuangkan kebenaran dan keadilan,walaupun terkadang hal tersebut hanya berlangsung sesaat karena hanya bagian dari proses yang terkadang hancur dalam genangan realitas. Realitas ini menyadarkan masyarakat bahwa yang sekarang mereka butuhkan adalah pejuang-pejuang sejati.

Kesadaran ini muncul karena adanya pejuang yang berjuang ‘hanya’ dengan kata-kata ‘langit’ atau sekedar menciptakan konsep-konsep semata tanpa tindak lanjut yang baik. Mereka sangat mendambakan pejuang sejati yang di lisan,hati,dan perbuatan mengikrarkan satu hal yaitu dia adalah seorang pejuang sejati. Pejuang yang hidup dengan satu keinginan menorehkan tinta-tinta emas dihati masyarakat bukan hanya di sejarah kehidupan bernegara. Pejuang yang mengusung dengan begitu jelasnya konsep-konsep perubahan dan secara langsung mencelupkan dirinya pada bagian proses perubahan yang nyata bukan sekedar konsep-konsep indah. Pejuang yang melakukan proses penyadaran pada masyarakat dengan serta merta melakukan penyadaran akan eksistensi diri. Dimulai dari yang kecil hingga yang sangat besar sekalipun. Mulai dari penghematan energi hingga penyadaran mengenai adanya kekuasaan besar yang membelenggu diri baik secara fisik maupun secara pemikiran. Yang pada akhirnya akan mengoyang pemikiran akan perlunya revolusi bangsa untuk melakukan perubahan tata dunia yang telah diatur sedemikian rupa oleh ‘raja-raja zalim’ yang hanya menguntungkan si raja. Pejuang yang mulai dari hal-hal kecil untuk menuju perubahan yang luar biasa. Pejuang-pejuang yang berada pada satu barisan mengusung perubahan dunia melalui perjuangan-perjuangan sejati.

-sang pejuang-

Hikmah Poligami

a. Poligami adalah rahmat Allah

b. Islam Adalah Agama kemanusiaan Yang luhur. Kaum muslimin wajib mengembangkan agamanya ke penjuru dunia. Untuk mencapai hal ini diperlukkan sebuah kekauatan Negara yang lengkap. Kekuatan yang lengkap ini salah satunya di topang oleh adnaya manusia-manusia yang cukup secara kauntitas maupun kualitas

c. Negara adalah pendukung agama, adanya peperangan mengakibatkan banyaknya penduduk yang meninggal. Sehingga harus ada system yang mengurusi para janda.

d. Adanya Negara yang memiliki populasi wanita lebih banyak dari pria.

Cerita Dr. Muhammad Yusuf Musa Berkata:

“Pada suatu saat di paris, aku ingat ketika kau bersama teman-temanku dari mesir pada tahun 1948. Kami di undang untuk menghadiri Konferensi Pemuda International di Jerman. Pokok persoalan yang harus dibahas adalah problem pertambahan kaum wanita di jerman setelah perang dunia dengan jumlah beberapa kali lipat dibandingkan dengan jumlah pria. Kami juga di minta supaya memberiakn solusi terbaik dalam masalah ini. Berbagai solusi versi barat telah di tawarkan, namun mereka tetap menolak. Aku bersama rekan dari mesir lalu mengajukan tawaran solusi bhwa satu-satunya cara untuk memecahkan masal ini adala dengan poligami.

Pendapat ini awalnya ditanggapi dengan sinis. Tetapi setelah melalui pembahasan yang objektif dan kajian yang mendalam, para peserta konferensi menyatakan bahwa inilah satu-satunya solusi yang tepat.

e. Kesanggupan laki-laki untuk berketurunan lebih besar daripada perempuan.

f. Terkadang ada istri yang mandul atau menderita sakit

g. Ada segolongan lak-laki yang mempunyai dorongan seks yang lebih besar.

Sumber : Fiqih Sunnah

Daerah Resapan Dalam Pendekatan Pro-Pembangunan

30/04/2008

Daerah resapan dalam polemik

Daerah resapan dapat didefinisikan sebagai daerah dengan struktur lapisan tanah yang memungkinkan air permukaan dapat meresap ke dalam lapisan yang lebih dalam. Peresapan air ini yang menyebabkan adanya suatu cekungan air bawah tanah yang berguna untuk cadangan air masa mendatang. Perlu diketahui bahwa air tanah yang dinikmati oleh manusia pada zaman ini sebagian besar berasal dari peresapan air pada masa yang lalu. Lapisan tanah dengan kandungan utama tufa dan kipas aluvial merupakan salah satu jenis lapisan tanah yang umumnya ditemukan pada daerah resapan. Pada Rencana Tata Ruang Wilayah, daerah ini biasanya dilindungi dari pembangunan infrastruktur untuk menjaga keberlangsungan air pada kota tersebut.

Namun perlu di sadari juga bahwa daerah ini merupakan daerah yang sangat rawan akan polemik, perbenturan kepentingan antara kebutuhan ruang untuk pemukiman dan pengembangan wilayah, dengan isu konservasi alam dan air seringkali terjadi. Pemenuhan kebutuhan air yang terus menanjak seiring pertumbuhan penduduk menuntut adanya perlindungan terhadap sumber daya air termasuk air tanah. Sebagai contoh kita lihat kasus sebagian wilayah Jawa Barat (Kab. Bandung, Kota Bandung, Cimahi, Sumedang). Menurut Ir. Ade Rustiaman, pada tahun 2010 keempat wilayah tersebut diperkirakan akan membutuhkan 1,98 milyar m3 setiap tahunnya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Sementara itu potensi yang dimiliki baru mencapai angka 1,85 miliar kubik pertahun berarti akan ada defisit 0,13 miliar air pada tahun 2010. Bukti dari hal ini dapat dilihat dari semakin dalamnya muka air tanah diwilayah ini. Selain pertimbangan penyimpanan air tanah, upaya pencegahan banjir menjadi salah satu alasan kuat untuk melindungi wilayah resapan. Semakin berkurangnya wilayah resapan akan meningkatkan jumlah total air yang melimpah dipermukaan, sementara itu semakin besar total run off maka potensi terjadinya banjir akan semakin besar. Risiko banjir dan kekurangan air telah menjadi alasan klasik untuk tetap mempertahankan daerah resapan sama seperti aslinya.

Sementara itu, disisi lain kebutuhan perluasan serta pembangunan infrastuktur menjadi hal yang tidak bisa dielakkan. Pertumbuhan pendudukIndonesia yang lebih dari 1 % /tahun menuntut pemenuhan kebutuhan akan ruang dan infrasturktur. Sebagai contoh, Bank Dunia telah mendefinisikan untuk setiap 1 juta orang akan memerlukan 1000 km jalan. Dengan mengasumsikan pemenuhan kebutuhan jalan sebesar 20% setahun dari total kebutuhan, maka dibutuhkan panjang lahan sekitar 40 Km untuk memenuhi kebutuhan manusia akan jalan pada setiap tahunnya. Selain kebutuhan jalan, pencanangan 1000 rumah susunpada tahun 2009 turut menandakan adanya kebutuhan yang besar dari masyarakat akan ruang yang belum terpenuhi.

Melihat kedua fakta diatas, konservasi air dan pemenuhan kebutuhan ruang merupakan 2 hal yang tidak bisa saling dibenturkan, namun harus diselaraskan. Dalam proses penyelasaran ini, insiyur teknik sipil memiliki peran yang sangat signifikan yaitu memenuhi kebutuhan ruang manusia tanpa mengurangi fungsi peresapan air pada wilayah tersebut.

Penyerapan Air Terintegrasi

Dasar dari konsep ini adalah melakukan penyerapan air sebanyak-banyaknya dari sistem terkecil hingga sistem terbesar pada wilayah tangkapan air hujan. Melalui sistem ini setiap elemen masyarakat bertanggung jawab untuk menyerapkan air ke dalam tanah. Sistem ini dilakukan untuk mengalihkan pendekatan fungsi penyerapan dari pendekatan luas lahan yang hanya tertumpu pada daerah resapan menjadi pendekatan teknis untuk meningkatkan jumlah penyerapan pada semua wilayah. Kata integrasi menunujukan adanya sebuah kesinambungan dalam proses penyerapan ini, mulai dari elemen terkecil keluarga hingga elemen masyrakat.

1. Rumah

a. Sumur Resapan

Sumur Resapan (infiltration Well) adalah sumur atau lubang pada permukaan tanah yang dibuat untuk menampung air hujan/aliran permukaan agar dapat meresap ke dalam tanah. Sumur resapan ini memiliki luas 1,4 m x 1,4 m x 5 m yang diletakkan dalam wilayah rumah. Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain : (1) mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi, (2) mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah, (3) mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai, (4) mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan, dan (5) mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Dephut, 1995).

b. Lubang Resapan Biopori

Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah dengan diameter 10 - 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, Lubang diisi dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori. Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna tanah atau akar tanaman. Bila lubang-lubang seperti ini dapat dibuat dengan jumlah banyak, maka kemampuan dari sebidang tanah untuk meresapkan air akan diharapkan semakin meningkat. Meningkatnya kemampuan tanah dalam meresapkan air akan memperkecil peluang terjadinya aliran air di permukaan tanah . Kehadiran lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air, setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang.. Sebagai contoh bila lubang dibuat dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan 78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas bidang resapannya menjadi 3218 cm 2(Tim Biopori IPB). Melalui metode ini kita dapat menganti luas lahan penyerapan dengan sejumlah lubang biopori resapan dengan memperhitungkan luas bidang resapan yang mampu diganti oleh Lubang Biopori Resapan.

c. Desain Perkerasan Serap Air

Peningkatan jumlah resapan air di rumah dapat dilakukan dengan mendesain perkerasan yang mampu melewatkan air. Perkerasan yang kedap air mulai harus ditinggalkan, pengunaan Paving Block berlubang menjadi salah satu alternatif dalam perancangan perkerasan serap air ini.

2. Komplek perumahan/RT/RW

Pada segmen wilayah perumahan, maka pendekatan teknis yang harus dilakukan adalah membangun situ/penampungan air. Situ ini berperan untuk menampung dan meresapkan air hujan yang mengalir pada wilayah perumahaan . Situ ini juga harus didukung dengan sistem drainase air hujan yang terintegrasi , sehingga semua aliran air yang ada di daerah tersebut dapat mengalir ke penampungan dan tidak mengalir kesungai.

3. Kota

Pada cakupan wilayah kota pembuatan tampungan air kota menjadi sebuah keharusan, selain penjagaan aliran sungai dan penyediaan lahan hijau pada wilayah kota.

Ketiga solusi diatas pada dasarnya bukan hal yang baru dalam proses konservasi air tanah. Negara-negara maju telah sukses dalam menerapkan konsep situ kota atau wilayah, sementara itu konsep biopori sedang marak diadobsi oleh berbagai pihak karena kemudahan dan kepraktisannya dalam pembuatan. Bahkan konsep tentang sumur resapan pada daerah tertetu telah menjadi peraturan daerah. Namun beberapa solusi diatas harus diakui memiliki banyak kelememahan didalam penerapannya. Peraturan Daerah(PerDa) terkait Sumur resapan lebih banyak menjadi syarat diatas kertas tanpa penerapan yang nyata. Melihat hal ini, selain pendekatan sisi teknis pendekatan sisi kemasyarakatan menjadi suatu hal yang sangat penting dan berharga. Sistem pada dasarnya sangat tergantung kepada masyarakat, sehingga manakala elemen masyrakat ini tidak berjalan maka isu penyelarasan antara kebutuhan ruang dan air menjadi hal bersifat wacana semata.

Daerah Resapan Dalam Pendekatan Pro Pembangunan

Maksud besar dari tulisan ini adalah untuk membuka masalah tentang adanya 2 kebutuhan yang bepotensi saling menghilangkan yaitu kebutuhan ruang dan kebutuhan penyediaan air masa datang beserta pencegahan banjir. Namun manusia dan teknologi telah membuat 2 kebutuhan ini berpotensi untuk diseleraskan. Perluasan pembangunan pada daerah resapan telah memberikan sebuah konsekuensi untuk melakukan peningkatan penyerapan pada daerah tersebut dan sekitarnya melalui pendektan teknis. Kesadaran masyarakat serta sistem yang membangun kesadaran ini menjadi kunci utama pada pembangunan pada daerah resapan.

Referensi:

DARDAK , A.HERMANTO.2005.UPAYA PEMERINTAH MEMENUHI KEBUTUHAN INFRASTRUKTUR JALAN..Jakarta.

Pedoman Umum Pembangunan Sumur Resapan Dalam Rangka Antisipasi Kekeringan tahun

2007

SAMBUTAN MENTERI PEKERJAAN UMUM”SOSIALISASI PROGRAM KOMPENSASI PENGURANGAN SUBSIDI BAHAN BAKAR MINYAK (PKPS BBM) BIDANG INFRASTRUKTUR PERDESAAN”

15 Maret 2005 di Jakarta

Mulyana, Rachmat. SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN . @ tumoutou.net/702_07134/rachmat_mulyana.htm

www.biopori.com

www.westjavawater.blogspot.com

Bersiagalah Dengan ‘Kompetisi’ di Asrama

04/01/08

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.”

(Al Mulk:2)

Beberapa hari ini Allah memberikan kesempatan yang sangat berharga pada saya untuk merenungkan kembali ayat-ayatnya, yang mungkin selama ini hanya ‘terbaca’ dan terserap sampai kerongkongan saja atau mungkin hanya ‘berisi’ lantunan-lantunan ayat yang di kejar-kejar deadline evaluasi mingguan. Ya Allah menyampaikan saya pada ayat ini. Sebuah ayat yang memberi inspirasi. “supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya” Beberapa kata dalam ayat ini membuka mata saya tentang sebuah ‘kompetisi’ atau lebih tepatnya perlombaan yang terjadi demikian sengitnya diasrama kita tercinta. Pada detik yang sama ketika saya menulis atau sahabat membaca tulisan ini saya yakin di sudut asrama sana ada sahabat-sahabat kita yang sedang berkutat dengan buku-bukunya, atau sedang membincang ayat-ayat Allah atau sedang melakukan berbagai persiapan lainnya untuk menyambut kompetisi mendesain sesuatu diujung kehidupan dan kehidupan setelah kematian. Coba perhatikan teman sekamar kita, perhatikan dengan seksama kebaikan apa saja yang telah dia lakukan,coba lihat dan amati berapa lama ia tidur, coba teliti bagaimana cerdasnya ia bekerja, coba amati semua ini dan yakinkanlah pada diri bahwa semua sedang berkompetisi menghadapi ujian Allah dengan amal-amal terbaik, semua sedang mempersiapkan diri untuk bertemu dengan yang Maha Indah. Coba amati ketika kita tidur, apakah sahabat kita sedang lelap tertidur?,ataukah malah sedang khusuk menyiapkan keilmuannya lalu, ketika kita bangun apakah beliau sedang tidur atau rupanya beliau sedang asyiknya bersama Allah. Coba amati…coba amati semua ini, ada begitu banyak motivasi diarea ini, ada banyak motivasi perbaikan diri yang terbingkai dalam aura kompetisi dihadapan Allah. Semua ingin menghadap Allah dengan amal-amal terbaik. Setelah itu mari kita hitung seberapa jauh kita tertinggal dalam perlombaan ini. Perlombaan yang berhadiah surga dengan bidadari bermata jelita yang tidak pernah disentuh sebelumnya, atau hadiah tertinggi adalah melihat yang Maha Indah lagi menciptakan keindahan. Mari kita buka mata,telinga dan hati lebar-lebar, bahwa diasrama atau diluar sana banyak sekali manusia sedang mengukir tinta emas dengan prestasi-prestasi yang luar biasa yang hanya berharap pada satu tujuan yaitu bertemu dengannya.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

(Al hasyr :18)